KONSEP KELUARGA

  1. Definisi Keluarga

             Duvall (1977) mengemukakan  bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi dan kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota. Menurut Bailon dan Maglaya (1978) mengemukakan bahwa keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perannya, menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Supartini, 2004).

             Menurut Jhonson R-Leny R, 2010 keluarga berasal dari bahasa sansekerta yang artinya kula dan warga: “kulawarga“ yang berarti “anggota“ “kelompok kerabat“. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang masih memiliki hubungan darah. Banyak ahli menguaraikan pengertian keluarga sasuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga (Jhonson, 2010).

Definisi keluarga menurut beberapa ahli antara lain adalah:

  1. Gillis (1983)

              Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komlepks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu (Jhonson, 2010).

  1. Departemen kesehatan RI (1988)

              Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson 2010).

  1. Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan sebagai berikut

              Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Setyowati, 2007).

  1. BKKBN

              Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anak-anaknya atau ibu dan anak-anaknya (Setyowati, 2007).

  1. Menurut Salvicion dan Celis (1998)

              Didalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dihidupnya dalam satu rumah tangga, karena berinteraksi satu sama lain dan dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Baron, R. A dan Donn Byrne. 2003).

  1. 1.      Tipe Keluarga

Ada beberapa tipe keluarga menurut Jhonson R-Leny R, 2010 yakni :

  1. Keluarga inti, yang terdiri dari suami, isteri, dan anak atau anak-anak.
  2. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
  3. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan diatas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keuarga nenek (Jhonson, 2010).

              Tipe keluarga menurut Sri setyowati dan Arita murwani (2007) yaitu:

Keluarga tradisional:

1)      Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak (kandung dan angkat).

2)      Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek, nenek, keponakan,  paman, bibi.

3)      Keluarga “Dyad“, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan isteri tanpa anak.

4)      “Single Parent“, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian (Setyowati, 2007).

Allah Subhanahu Wataala berfirman dalam surah Maryam ayat 14 :

#Ct/ur Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/ óOs9ur `ä3tƒ #·‘$¬6y_ $|‹ÅÁtã ÇÊÍÈ íN»n=y™ur Ïmø‹n=tã tPöqtƒ t$Î!ãr tPöqtƒur ßNqßJtƒ tPöqtƒur ß]yèö7ム$wŠym ÇÊÎÈ

Terjemahan: Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Al-Quran dan Terjemahan, 2001. (Madinah : Lembaga Percetakan Al-Quran Raja Fadh, 1418).

              Dari ayat diatas mengemukakan bahwa sebagai anak harus menghormati orang tua dan harus berbakti kapada keduanya serta senantiasa merawat mereka jika lanjut usia menghampiri mereka sebagaimana mereka merawat kamu sewaktu kecil hingga beranjak dewasa.

              Ada setumpuk bukti bahwa berbakti kepada kedua orang tua dalam wacana islam adalah persoalan utama, diantaranya adalah :

  1. Allah Subhanahu Wataala menggandengnya antara perintah untuk beribadah kepada-Nya dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
  2. Allah Subhanahu Wataala memerintahkan kepada setiap muslim untuk berbuat baik kepada orang tuanya meskipun mereka kafir.
  3. Berbakti kepada kedua orang tua adalah jihad.
  4. Taat kepada kedua orang tua adalah salah satu penyebab masuk syurga.
  5. Keridhoan Allah Subhanahu Wataala berada dibalik keridhoan orang tua.
  6. Berbakti kepada orang tua membantu meraih pengampunan dosa dengan demikian merugilah para anak yang hidup bersama orang tuanya disaat renta namun ia tidak bisa meraih surga karena tidak bisa berbakti kepada keduanya.

Gambar

UPAYA ORANGTUA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA

UPAYA ORANGTUA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA DI DESA PAENRE LOMPOE KECAMATAN GANGKING KABUPATEN BULUKUMBA

Upaya Orangtua dalam Pembentukan Kepribadian Remaja

Gambar

No

Pertanyaan

Jawaban

SL

S

R

J

TP

1

Saya tertarik membaca buku yang membahas

tentang cara-care metnbentuk kepribadian anak

         

2

 Saya banyak berdiskusi dengan para orangtua tentang bagaimana membina anak-anak yang baik

         

3

Saya cermat din. dislipliji untuk melakukan segala

urusan baik di kantor maupun disekolah

         

4

Saya selalu mengajak anak saya dalarn setiap kegiatan yang berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan

         

5

Semua kegiatan yang saya lakukan di rumah harus menjadi contoh bagi anak-anak saya

         

6

Hamper setiap  tamu yang datang di rumah mendapat pelayanan yang baik dari saya

         

7

Saya  melakukan kegiatan dengan penuh ketabahan, ketelitian dan kejujuran.

         

8

Saya  memperlihatkan kedisiplinan yang tinggi dalam memenuhi segala tugas dan kewajiban

         

9

Jika saya melakukan sesuatu maka saya memberitahukan berbagai altematif yang merugikan dan memperhitungkan

         

10

Dalam setiap makan bersama orang tua memberikan nasehat-nasehat

         

11

Saya member salam jika masuk dan keluar rumah

         

12

Saya senantiasa berbuat baik kepada semua orang sekalipun ada diantaranya yang sudah menyakiti saya

         

13

Setiap kegiatan masyarakat saya dan anak-anak

ikut terlibat di dalarnnya

         

14

Saya mendukung keuangan   setiap   ada kegiatan di masyarakat

         

15

Saya menganjurkan kepada anak-anak untuk mengatakan sesuatu dengan penal keramahan

         

16

Dalam berbicara saya selalu betutur kata yang halus dan memperlihatkan muka yang ceria

         

17

Saya memuji anak-anakku dengan penuh perhatian jika bertutur kata yang sopan

         

18

Saya selalu berusaha untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada anak saya

         

 

19

Saya mengajak anak-anak pada waktu tertentu

untuk melaksanakan shalat berjamaah

     

20

Saya   mengajak   mereka  untuk  menjauhi  segala larangan agama

         

21

Dalam keluarga anak dibiasakan disiplin untuk

beribadah

         

22

 

 

 Saya mempelajari masalah agama bersama dengan anak anak di rumah

         

23

Hasil kajian buku agama saya informaslikan kepada anak-anakku

         

24

 

 

 

Saya rajin menjalankan semua yang dipetintalikan oleh Allah SWT

         

25

Saya     senantiasa    mengajarkan    kepada    anak‑

anakku untuk berbuat baik kepada teman-teman

sepergaulan

         

26.

Saya memberi hukuman terhadap anakku jika

tidak menjalankan ibadah

         

27

Saya terbuka dan mau menerima saran dari anak‑

anak saya jika saya melakukan suatu masalah

         

28

Jika ada anakku yang bermasalah maka saya menyeleisaikan dengan penuh kasih sayang

         

29

Saya mengajarkan kepada anak-anak untuk mengetahui batas-batas yang wajar dalam bergaul

dengan siapa raja

         

30

Saya memberikan kebebasan kepada anak saya

dalam bergaul sepanjang tidak melanggar norma

agama dan etika yang berlaku di masyarakat

         

31.

 

Tindakan yang saya lakukan terhadap anak-anak

dengan orang lain sesuai dengan aturan dan norma masyarakat yang berlaku

         

32

Jika anak saya sudah nasehati dan masih berpikir untuk menikahi           secepatnya saya akan melibatkannya untuk  menghindari hal diinginkan

         

33

 

34

Jika anak saya ingin melanjutkan sekolah maka

saya memberikan kesempatan

         

 

Saya bertanggung jawab dalam mengatur anak saya demi masa depannya

         

SILABUS

PENGERTIAN SILABUS

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai “Garis besar ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kornpetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Dengan kata lain, silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Nurhadi (2004:14) menjelaskan silabus adalah:

  1. Seperangkat rencana pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.
  2. Komponen silabus rnenjawab: (1) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa; (2) bagaimana cara mengembangkannya; (3) bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai/dikuasai siswa
  3. tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar
  4. sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekolah, musyawarah mata pelajaran dan dinas pendidikan.

MANFAAT SILABUS

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual

Gambar

PENGERTIAN DO’A

A. Pengertian Do’a

Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.

Doa dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan  pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul  bila di sertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan : “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).

Al-Qur’an juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af : 55-56).

Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa  kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan pertolongan  yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.

  • Fungsi doa dalam kehidupan sehari-hari

  Walaupun secara kualitas doa disejajarkan dengan setengah ibadah wajib, tapi dari segi substansinya doa merupakan inti dari setiap ibadah yang kita lakukan kepada sang pencipta. Shalat yang kita lakukan terdiridari kumpulan doa, mulai dari awal takbir sampai salam, begitupun ibadah yang lain. Makanya tak salah kalau Rasullulah mengatakan bahwa doa adalah ruhnya ibadah. Tanpa doa ibadah tidak akan punya arti apa-apa.

Secara mendasar doa merupakan penghancuran nilai-nilai egoisme kemanusiaan yang selalu identik dengan kesombongan, keangkuhan dan merasa bahwa setiap keberhasilan adalah jerih payah sendiri tanpa menganggab adanya campur tangan Allah SWT sebagai Zat Pengatur. Keberhasilan selalu diidentikkan dengan kecerdasan kognitif semata, kesuksesan selalu dipahami sebagai jerih payah sendiri, disinilah celah tipuan

setan untu menggiring kita menjadi manusia yang mengingkari        nilai

ketuhanan. Dengan berdoa manusia diajarkan tentang satu hal, bahwa sebagi makhluk Allah kita memiliki sangat banyak kekurangan dan kelemahan, tanpa bantuan sang Khalik kita tidak akan bias memahami setiap kejadian di muka bumi ini. Manusia hanya sebutir kerikil di tengah samudera laupatan pasir, betapa kecil dan sangant dhaif. Maka tak salah jika Allah memberikan cap sombong kepada manusia ketika dia tidak berdoa sedikitpun sehabis melaksanakn shalat dan dalam  kegiatan           sehari-hari.

Kemudian, doa sangat berpengaruh terhadap sikap mental manusia yang merupakan unsur penting dalam meraih kebrhasilan. Seseorang yang bermental pantang menyerah tentulah dalamsetiap usaha akan selau berusaha keras. Ketika menghadapi setiap rintangan, dia hanya akan menganggabnya sebagai cobaan kecil dan merupakan anak tangga       untuk   meraih keberhasilan.
        Sebaliknya seseorang yang bermental korup sudah tentu setiap detik yang terlintas dalam pikirannya bagaimana hari ini mendapatkan uang yang banyak dan metode apalagi yang harus diterapkan. Ini merupakansikap pengecut, yaitu takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya rezeki dari sang pencipta.  Dalam sebuah riwayat diceritakan, ketika sahabat datang menemui Rasulullah dan berkata: “ Ya Rasulullah saya terbelit hutang, tolonglah saya”, tak lama berselang sahabat lain juga dating dan mengadukan hal yang sama: “Ya Nabiyullah, saya tidak punya uang”.
         Selanjutnya kepada yang kedua Rasulullah memberikan sebuah kampak dan memerintahkan sahabat tersebut pergi mencari kayu bakar untuk dijual di pasar, sedangkan kepada sahabat yang pertama Rasulullah tidak memberi apa-apa kecuali hanya mengajarkansebuah doa untuk diamalkan: “Ya Allah aku berlindung dari perasaan gundah gulana, lilitan hutang, dan intimidasi orang-orang kuat”.

Dari penggalan hadist di atas mkengandung suatu pelajaran yang sangat dalam, bahwa ketika sahabat mengadukankondisinya yang paillit dan dililit hutang serta kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, secara gambling bias kita pahami pada intinya mereka berharap Rasulullah memberikan uang sesuai dengan kemampuan Beliau. Tapi diluar dugaan, Rasulullah tidakmemberikan uang, tapi hanya memberikan sebuah kapak dan sebuah doa.

Tentu saja bukan berarti Rasulullah tidak mau memberi uang, tapi Nabi ingin mendidik sahabat Beliau dengan memberikan pelajaran. Pertama, perilaku minta-minta adalah sifat yang dibenci Allah, karena merupakan perendahan harga diri di depan manusia, menghilangkan rasa malu, dan yang terpenting pasti kan membelenggu diri untuk kebiasaan buruk dan monoton, yaitu akan menjadi orang yang tidak mau berusaha. Seandainya Rasulullah waktu itu memberikan uangn, bukan tidakmungkin sahabat tersebut akan dating lagi ketika kembali kehabisan uang.

Kedua, Rasulullah ingin mendidik mental para sahabat Beliau dan kita umatnya agar jangan bermental rendah diridan selalu bergantung kepada orang lain walaupun itu saudara sendiri . ketika mental sudah terbiasa mengandalkan hutang, berarti kita sudah membelengu otak dan pikiran untuk tidak mau berusaha mendapatkan uang dengancara lain. Kalu kita kaitkan dengan kondisi politik di tanah air, hadist Rasulullah tersebut sangat perlu diaplikasikan. Pemerintah Indonesia sekarang ini mempunyai mental yang sangat rendah dan masih belum dewasa dalam beberapa tindakan politiknya. Yang dimaksud disini adalah mental selau mengandalkan hutang luar negeri. Setiap perencanaan keuangan negara untuk repelita ke depan terlalu memaksakan diri untuk melaksanakan proyek-proyek yang manfaatnya kurang dirasakan oleh masyarakat langsung, padahal kemampuan keuangan negara sangat minim, tapi tetap dilaksanakan dengan jalan mengandalkan hutang luar negeri. Padahal beban hutang negara sekarang ini sudah sangat berat.

Secara salah kaprah mereka berpikir, toh nanti yang akan memikirkan hutangnya bukan masa pemerintah sekarang tapi pemerintah yang akan dating. Sebuah mental yang tidak mau maju dan tidak mau berusaha sendiri untuk memnuhikebutuhan bangsa ini. Ditambah dengan mental yang ingin hidup mewah tanpa kerja keras. Paradigma berpikir mereka, setiap jabatan adalah uang, makin tinggi jabatan semakkin besar kemungkinan menjalani hidup mewah, tanpa memikirkan nasib rakyat yang mengantarkan mereka ke posisi tersebut.  Contoh yang reprensentatif adalah ketika usulan penggantian mobil dinas menteri dari jenis Volvo menjadi Kijang yang memberikan kenyamanan yang sama dengan tujuan agar lebih menghemat keuangan negara, tapi semua menteri pada saat itu menolak dan tetap memakai mobil mewah        tersebut.

Di akhir riwayat, kedua sahabat tersebut mendatangi Rasulullah kembali dan mengatakan bahwa mereka tidak punya hutang lagi dan sudah bisa memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari. Hal ini menbuktikan bahwa doa dapat memberikan motivasi diri untuk melepaskan diri dari belenggu hutang yang merupakan sumber gundah gulana.
Pada akhirnya doa merupakan senjata orang beriman, yang berarti merupakan bekal dansekaligus teman untuk menghadapi kesulitan hidupyang kita temui. Karena Allah berjanji mengabulkan setiap doa hambanya di dunia dan di akhirat.

Gambar

KONSEP PEMASARAN

GambarAssauri (2001) mengemukakan bahwa “Pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha-usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.

Berdasarkan definisi di atas, terlihat bahwa pemasaran mencakup berbagai kegiatan secara terpadu yang berarti untuk hasil yang maksimal dalam peningkatan penjualan dan memperbesar market share, maka segala kegiatan dilakukan secara terpadu, saling berhubungan antara saling mempertimbangkan satu sama lainnya.

Pemasaran merupakan keseluruhan sistem kegiatan yang dibentuk untuk merancang menetapkan harga, mengadakan promosi serta menpemasarankan barang dan jasa tersebut kepada langganan. Dengan demikian suatu pemasaran bukanlah merupakan yang bersifat statis dan hanya terbatas dalam konteks pemenuhan kebutuhan konsumen, melainkan sesuatu yang bersifat dinamis secara kontinus berusaha sampai pada pemenuhan dan keinginan konsumen (Stanton, 1993).

Pendapat tersebut di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Swastha dan Irawan (2003) bahwa Pemasaran adalah suatu sistim keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan menpemasarankan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan balk kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

Definisi di atas menyatakan bahwa pemasaran sebagai suatu sistim interaksi kegiatan perusahaan melaksanakan perencanaan produksi, menentukan harga dan pemasaran. Pengertian marketing disini merupakan sistim dari tinclakan perdagangan yang terorientasi langsung konsumen dan pasar. Urgensi pendirian suatu perusahaan antara lain ditujukan pada pemenuhan kebutuhan konsumen akan barang clan jasa yang senantiasa meningkat sejalan dengan perkembangan yang terjadi pada masyarakat yang bersangkutan. Seiring dengan pernyataan seperti itu berarti tercipta peluang bagi dunia usaha untuk memasarkan barang dan jasa kepada masyarakat.

Selain itu Chandra (2002) mengemukakan bahwa: Pemasaran atau marketing adalah sama kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif. Jika ditelaah definisi yang dikemukakan oleh Chandra tersebut, terlihat bahwa kedua definisi yang dikemukakannya adalah memiliki kesamaan, yakni kegiatan pemasaran adalah penyampaian barang clan jasa dari produsen ke konsumen. Dengan demikian yang menjadi perhatian utama dalam kegiatan pemasaran adalah terletak pada konsumen.

Selanjutnya Kotler (1997) memberikan pengertian bahwa kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Menurut Kotler, pertukaran merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran di mana seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya Kebutuhan atau needs yang dimaksud sebagai sesuatu yang dirasakan untuk dipenuhi oleh seseorang guns melangsungkan hidupnya sedangkan keinginan atau wants dimaksudkan sebagai suatu kebutuhan yang tidak mutlak dipenugi seseorang dalam rangka kelangsungan hidupnya.

Merujuk pada definisi tersebut, menyebabkan dominannya para pengusaha atau kelompok usaha yang lebih berotientasi pada segi produksi, dengan kata lain bahwa mereka menekankan pads aspek produk apa yang dihasilkan, bukan produk apa yang dapat dipasarkan. Keterbatasan pengertian mengenai pemasaran ini, menyebabkan banyak pengusaha yang mengalami berbagai kesulitan dalam melanjutkan kegiatan usahanya. Hal tersebut diperparah dengan ketidaksempurnaan perusahaan dalam konteks persaingan yang semakin tajam. Dengan perkembangan sistim perekonomian dewasa ini yang lebih memfokuskan diri ke arah spesialisasi, maka pada umumnya negara-negara berkembang seperti Indonesia, terus mempelajari prinsip-prinsip pemasaran guna mengetahui tentang bagaimana cara memperbaiki sistim pemasaran domestik serta bagaimana cara untuk dapat bersaing secara efisiensi di pasaran dunia.

Keberhasilan penjualan produk pads dasarnya merupakan hasil perpaduan yang serasi antara kualitas barang, harga barang, serta aktivitas perusahaan dalam mempromosikan barang dan jasa tersebut. Hal ini berarti bahwa untuk menunjang aktivitas pemasaran perusahaan, perlu diperhatikan berbagai faktor yang dipandang urgen artinya untuk mencapai hasil yang optimal.

Bahwa kegiatan pemasaran akan berhasil apabila diarahkan pads pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen, adalah merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat ditawar lagi. Penjualan akan memperoleh bales jasa dari pembeli apabila pembeli merasa bahwa keinginan atau kebutuhan yang terpenuhi.

Dahl dan Hammond (1977) menjelaskan bahwa analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar. Model S-C-P ini dikemukakan pertama kali oleh Joe Bain dalam bukunya “Industrial Organization” yang menjelaskan tentang hubungan yang dapat diramalkan antara struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar (Purcell, 1979). Kerangka analisis structure-conduct-performance model (model SCP) yang dikemukakan Bain melihat bagaimana kekuatan dalam suatu sistem pemasaran (Martin, 1993).

Perilaku pasar menggambarkan tingkah laku pasar (market conduct) lembaga pemasaran dalam menghadapi struktur pasar tertentu agar dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Pelaku pasar (dalam hal ini pedagang) melakukan kegiatan pembelian, penjualan, penentuan harga, kolusi, siasat pemasaran (misalnya potongan harga, dll), Man, melakukan penelitian dan pengembangan untuk memperkuat posisi di dalam pasar.

Keragaan pasar (market performance) merupakan hasil akhir perilaku pasar. Dalam kenyataannya interaksi antara struktur-perilaku-keragaan pasar tidak selalu liniear, malah cenderung bersifat komplek dan sating mempengaruhi secara dinamis.

Pemasaran hasil pertanian rakyat berdasarkan sifat dan bentuk pasar termasuk pasar bersaing tidak sempurna. Mengingat sebagai penjual, jumlah produsen lebih banyak daripada pedagang yang hanya beberapa orang sebagai pembeli, maka struktur pasar tampak lebih cenderung mengarah ke bentuk pasar oligopsoni. Struktur pasar merupakan karakteristik organisasional dari pelaku pasar yang menentukan hubungan antara penjual satu sama lain (Dahl dan Hammond, 1977).

Melalui analisis struktur pasar maka perilaku pasar menjadi subyek yang penting pads kondisi persaingan tidak sempurna. Pada kondisi tersebut berbagai perilaku dari pelaku pasar yang terlibat akan bermunculan yaitu bagaimana melakukan kolusi, perilaku strategic/siasat, melakukan penelitian, atau pengembangan untuk memperkokoh posisi di dalam pasar.

Selanjutnya Dahl dan Hammond (1977) menjelaskan bahwa pelaku pasar memandang sifat produk apakah homogen atau terdiferensiasi. Sifat produk dan pangsa pasar menunjukkan perilaku pasar yaitu kegiatan­kegiatan yang mengubah pangsa pasar atau saluran pemasaran yang mans akan dipakai atau menjadi pilihan petani kentang dan bagaimana kebijaksanaan serta harga yang tedadi. Di samping hal tersebut di atas, bagian harga yang diterima masing-masing pelaku pasar menentukan kepuasan masing-masing pihak dan akan berpengaruh terhadap loyalitas pelaku pasar untuk memilih saluran pemasaran untuk menjual produknya.

Keragaan pasar (market performance) mengungkapkan tentang tingkat profit dan efisiensi dari suatu sistem pasar. Ukuran yang digunakan untuk menilai keragaan pasar tersebut adalah besaran dan struktur marjin pemasaran. Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen untuk suatu produk.

Tomek dan Robinson (1979), menjelaskan marjin pemasaran sebagai berikut: (1) perbedaan harga yang hares dibayar oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen, dan (2) gabungan balas jasa yang diterima oleh jasa pemasaran sebagai akibat adanya permintaan dan penawaran.

Menurut Riyanto (1995) memberikan pengertian profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales yang dinyatakan dalam persentase. Pengertian ini digunakan untuk menghitung marjin secara

individual atau untuk masing-masing pelaku pemasaran. Dalam kaftan dengan pemasaran komoditi kentang maka yang dimaksud dengan net sales adalah pendapatan kotor yang diperoleh masing-masing pelaku pemasaran. Sedangkan net operating income adalah pendapatan bersih, yaitu pendapatan kotor dikurangi dengan biaya usaha tani, biaya pasca panen dan biaya pemasaran lainnya.

Ukuran besar kecilnya marjin pemasaran seringkali dijadikan kriteria untuk menilai apakah pasar sudah atau belum efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya marjin antara lain, ketersediaan fasilitas fisik pemasaran yaitu pengangkutan, penyimpanan, pengolahan risiko kerusakan, dan lain-lain.

Menyebarnya lokasi tanaman komoditi kentang dalam wilayah yang lugs dan jauhnya jarak dari pusat-pusat perekonomian menyebabkan banyaknya lembaga/pelaku pemasaran yang terlibat. Kondisi demikian menyebabkan jasa-jasa pedagang perantara masih diperlukan. Semakin panjang saluran pemasaran, maka biaya pemasaran akan semakin besar sehingga marjuin tatanniaga bertambah (besar). Akibatnya bagian yang diterima produsen akan semakin rendah (kecil). Seringkali kondisi demikian mengurangi minat petani kentang untuk memproduksi lebih lanjut.

Analisis tentang farmers share bermanfaat untuk mengetahui bagian harga yang diterima produsen dari harga ekspor (pedagang perantara). Kohl dan Uhl (1990) melaporkan bahwa besarnya farmers share dipengaruhi oleh

(1) tingkat pemrosesan, (2) biaya transportasi, (3) keawetan produk, clan (4) jumlah produk. Selanjutnya ketimpangan pembagian (pemasaran) keuntungan di antara lembaga/pelaku pemasaran yang terlibat jugs dapat digunakan untuk mengukur efisiennya sistem pemasaran komoditi kentang.

Menurut Todaro (1998) menjelaskan bahwa ukuran pemasaran keuntungan/pendapatan clibeclakan dalam dua ukuran pokok yaitu ukuran pemasaran clan pemasaran fungsional atau kepemilikan faktor-faktor produksi.

Ukuran pemasaran menunjukkan besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima masing-masing lembaga/pelaku pemasaran yang terlibat tanpa memperhatikan sumbernya, sedangkan pemasaran fungsional lebih menjelaskan pads pemasaran pangsa pendapatan per faktor produksi. Inclikator ini berfokus pads bagian pendapatan yang diterima oleh masing­masing faktor produksi yang digunakan (tanah, tenaga kerja, bahan baku, peralatan, clan modal).

Secara umum saluran pemasaran yang dapat ditemukan dalam pemasaran komoditi kentang di Indonesia (Departemen Perdagangan, 1986), yaitu: (1) Petani – Pengumpul – Prosesor – Eksportir; (2) Petani – Pengumpul/Prosesor – Eskportir; (3) Petani – Pengumpul – Eksportir; (4) Petani/Prosesor – Eksportir; (5) Petani – Prosesor/Eskportir

Pengaruh pola saluran pemasaran ini terhadap pendapatan produsen merupakan pencerminan dari efisiensi tidaknya saluran pemasaran tersebut.

Petani kentang mempunyai kedudukan yang lemah dalam proses pemasaran komoditi kentang, karena sebagai produsen bukanlah merupakan penentu harga (price marker) dalam proses pemasaran.

Efisiensi tidaknya kegiatan pemasaran suatu komoditas dapat dilihat dari empat kdteria: (a) marjin pemasaran, (b) harga di tingkat konsumen, (c) tersedianya fasilitas fisik pemasaran, (d) intensitas persaingan pasar.

Kriteria marjin pemasaran lebih sering dipergunakan untuk mempelajari efisiensi operasional pemasaran karena penyebaran marjin pemasaran relatif dapat dengan mudah ditelusuri. Melalui analisis korelasi harga dan indeks korelasi pasar dapat diketahui intensitas persaingan pasar dan harga di tingkat konsumen.

Dahl dan Hammond (1977) mengemukakan bahwa marjin pemasaran adalah perbedaan harga tingkat pengecer dengan harga di tingkat produsen. Pengertian nilai marjin pemasaran merupakan perkalian antara marjin pemasaran dengan jumiah produk yang dipasarkan dan mengandung “marketing cost’ dan marketing charge”.

Menurut Gonarsyah (1990) pembinaan efisiensi pemasaran pads dasarnya dapat dikembangkan dari dua titik tolak yaitu-. (a) memperluas pasaran, dan (b) mengurangi marjin pemasaran. Perluasan pasaran ditempuh dengan meningkatkan permintaan konsumen dan melaksanakan pemasaran tertata (oderly marketing), yaitu dengan memanfaatkan secara maksimal potensi pasar yang ada dengan mengatur barang menurut waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen.

Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian pemasaran, serta pembahasan yang berbeda-beda berdasarkan sudut pandang masing­masing. Terdapat diantaranya yang mengemukakan bahwa pemasaran sebagai suatu sistim kegiatan yang tetap teritegrasi dalam kegiatan perusahaan. Sebagai proses pemindahan atas hak milik suatu produk tertentu, serta terdapat pula diantaranya yang mengatakan bahwa pemasaran adalah merupakan proses penyesuaian antara permintaan dan penawaran atas suatu produk tertentu.

Namun pada hakekatnya, apa yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut tetap mempunyai maksud dan tujuan yang sama yakni bagaimana cara memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Berikut ini dikemukakan secara rinci mengenai definisi pemasaran dari beberapa ahli.